Pengolahan citra digital merupakan
proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan
komputer, leptop, dan sebgainya. Pengolahan citra digital dapat dikelompokkan
dalam dua jenis kegiatan :
- Memperbaiki kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih mudah diinterpretasi oleh mata manusia.
- Mengolah informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk keperluan pengenalan objek secara otomatis.
Bidang aplikasi kedua yang sangat
erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan pole (pattern recognition) yang umumnya
bertujuan mengenali suatu objek dengan cara mengekstrak informasi penting yang
terdapat pada suatu citra. Bila pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan
citra, diharapkan akan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra
masukan sehingga citra tersebut dapat dikenali polanya. Proses ini disebut
pengenalan citra atau image recognition. Proses pengenalan citra ini sering
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengolahan citra dan pengenalan
pola menjadi bagian dari proses pengenalan citra. Kedua aplikasi ini akan
saling melengkapi untuk mendapatkan ciri khas dari suatu citra yang hendak
dikenali. Secara umum tahapan pengolahan citra digital meliputi akusisi citra,
peningkatan kualitas citra, segmentasi citra, representasi dan uraian, pengenalan
dan interpretasi.
Akusisi
citra
Pengambilan data dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai media seperti kamera analog, kamera digital,
handycamp, scanner, optical reader dan sebagainya. Citra yang dihasilkan belum
tentu data digital, sehingga perlu didigitalisasi.
Peningkatan
kualitas citra
Pada tahap ini dikenal dengan
pre-processing dimana dalam meningkatkan kualitas citra dapat meningkatkan
kemungkinan dalam keberhasilan pada tahap pengolahan citra digital berikutnya.
Segmentasi
citra
Segmentasi bertujuan untuk memilih
dan mengisolasikan (memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra. Segmentasi
terdiri dari downsampling, penapisan dan deteksi tepian. Tahap downsampling
merupakan proses untuk menurunkan jumlah piksel dan menghilangkan sebagian informasi
dari citra. Dengan resolusi citra yang tetap, downsampling menghasilkan ukuran
citra yang lebih kecil. Tahap segmentasi selanjutnya adalah penapisan dengan
filter median, hal ini dilakukan untuk menghilangkan derau yang biasanya muncul
pada frekuensi tinggi pada spektrum citra. Pada penapisan dengan filter median,
gray level citra pada setiap piksel digantikan dengan nilai median dari gray
level pada piksel yang terdapat pada window filter. Tahap yang terakhir pada
proses segmentasi yaitu deteksi tepian. Pendekatan algoritma Canny dilakukan
berdasarkan konvolusi fungsi citra dengan operator Gaussian dan
turunan-turunannya. Pendeteksi tepi ini dirancang untuk merepresentasikan
sebuah tepian yang ideal, dengan ketebalan yang diinginkan. Secara umum, proses
segmentasi sangat penting dan secara langsung
Akan menentukan keakurasian sistem dalam proses identifikasi
iris mata.
Representasi
dan Uraian
Representasi mengacu pada data
konversi dari hasil segmentasi ke bentuk yang lebih sesuai untuk proses pengolahan
pada komputer. Keputusan pertama yang harus sudah dihasilkan pada tahap ini
adalah data yang akan diproses dalam batasan-batasan atau daerah yang lengkap.
Batas representasi digunakan ketika penekanannya pada karakteristik bentuk
luar, dan area representasi digunakan ketika penekanannya pada karakteristik
dalam, sebagai contoh tekstur. Setelah data telah direpresentasikan ke bentuk
tipe yang lebih sesuai, tahap selanjutnya adalah menguraikan data.
Pengenalan
dan Interpretasi
Pengenalan pola tidak hanya
bertujuan untuk mendapatkan citra dengan suatu kualitas tertentu, tetapi juga
untuk mengklasifikasikan bermacam-macam citra. Dari sejumlah citra diolah
sehingga citra dengan ciri yang sama akan dikelompokkan pada suatu kelompok tertentu.
Interpretasi meliputi penekanan dalam mengartikan objek yang dikenali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar